"Tentu saja yang paling terkenal adalah insiden kegagalan penalti Ruud van Nistelrooy," jawab Wenger.
Kejadian tersebut berawal dari rivalitas panas MU dan Arsenal sepanjang musim 2003-04. Kedua klub silih berganti menjadi penguasa Premier League dalam beberapa tahun belakangan.
Pada laga yang berlangsung di Old Trafford, momen panas diawali dengan kartu merah yang diterima Patrick Vieira. Kapten Arsenal saat itu dianggap berusaha dengan sengaja menendang Van Nistelrooy yang sebelumnya menabrak Vieira dalam sebuah duel udara.
Setelah menerima kartu merah, Vieira tak lantas meninggalkan lapangan. Dia justru memburu Van Nistelrooy yang membuat beberapa pemain kedua klub menahan emosi Vieira.
Jelang laga berakhir, MU kemudian mendapatkan hadiah penalti menyusul pelanggaran Keown terhadap Diego Forlan di dalam kotak penalti. Namun, Van Nistelrooy gagal menjalankan tugas setelah sepakan penaltinya membentur mistar gawang. Tak lama berselang, pertandingan pun berakhir 0-0.
Usai laga, Van Nistelrooy "diserang" lima pemain Arsenal, Keown, Lauren, Ray Parlour, Ashley Cole, dan Kolo Toure. Keown melompat dan tangannya jatuh ke punggung Van Nistelrooy. Lauren mendorong pemain asal Belanda, sementara Parlour, Cole, dan Toure hanya melontarkan kata-kata kepada Van Nistelrooy.
Panasnya laga itu membuat media-media Inggris menjulukinya sebagai "Battle of Old Trafford".
Saat ini, rivalitas antara kedua klub tidak sepanas 12 tahun lalu. Wenger yang sering terlibat perang kata-kata dengan manajer MU saat itu, Sir Alex Ferguson, malah menganggap semuanya tinggal kenangan.
"Saya lebih senang melihat Ferguson saat ini ketimbang dahulu. Pada akhirnya, semuanya lebih damai dan penuh rasa hormat. Kini, kami bisa makan malam dengan gembira dan meminum segelas wine untuk membicarakan soal sepak bola," kata Wenger.
No comments:
Post a Comment